Bencana Tahunan Karhutla

Bencana Tahunan Karhutla

Image 1 of 9

Kebakaran Lahan yang terjadi di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, (8/9). Kebakaran lahan yang terus terjadi di kabupaten Ogan Ilir, Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ulu menimbulkan kabut asap yang berbahaya untuk kesehatan.

Oleh: Muhammad Fajri | PFI Palembang

Musim kemarau panjang membuat bencana kebakaran hutan dan lahan atau karhutla kian mengkhawatirkan. Sedikitnya ada tujuh provinsi yang sudah menetapkan status siaga bencana karhutla. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada 13 Oktober 2023, tujuh provinsi yang masih berstatus siaga bencana karhutla tersebut ialah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

Penetapan status siaga bencana ini tidak terlepas dari potensi meluasnya karhutla sebagai dampak kemarau panjang yang membuat intensitas curah hujan menurun dan menimbulkan titik api atau hotspot. Melihat jumlah sebarannya, Sumsel menjadi provinsi dengan kabupaten/kota yang paling banyak menetapkan status siaga bencana karhutla yakni dengan 11 daerah.

Di Ogan ilir dan Ogan Komering Ilir, kebakaran lahan besar sudah mulai terjadi sejak bulan Agustus 2023. Kebakaran lahan ini terjadi hampir setiap hari sepanjang Agustus hingga Oktober 2023, pada bulan berikutnya intensitas sudah mulai berkurang hingga bulan Desember 2023.

Kebakaran masif ini menyebabkan terjadinya kabut asap di beberapa wilayah sekitar, kabut asap juga sempat menutupi jalan tol Palembang-Indralaya dan Palembang-Kayuagung yang berakibat menurunnya jarak pandang pengendara dan membahayakan pengendara. kabut asap juga sempat menyelimuti kota Palembang selama beberapa pekan yang berdampak pada menurunnya kualitas udara di kota Palembang.

Kebakaran lahan di Ogan Ilir juga sempat merambah ke kebun warga hingga mendekati pemukiman dan bangunan sekolah. Petugas gabungan yang terdiri dari BPBD, Manggala Agni, TNI dan Polri terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran lahan agar tidak semakin luas.

KLHK baru-baru ini memutakhirkan data SiPongi, sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan yang mereka kelola. Luas indikatif karhutla per Desember 2023 menembus 1,16 juta hektare, hampir setara dengan 18 kali lipat luas wilayah DKI Jakarta. Angka luasan karhutla ini bertambah dari data per Oktober 2023 yang hanya mencatat 994,3 ribu hektare.

Data terbaru ini mencatat Kalimantan Selatan sebagai provinsi dengan karhutla terluas sepanjang tahun lalu, yakni mencapai 190,39 ribu hektare. Kalimantan Tengah, Papua Selatan, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat secara berurutan menyusul dalam daftar lima provinsi penyumbang api paling luas.

Meski Sumatera Selatan tak menjadi penyumbang karhutla terluas, wilayah administrasi pemerintahan tingkat dua di provinsi tersebut justru menempati daftar puncak di antara kabupaten dan kota lainnya. Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, menjadi daerah dengan area indikasi kebakaran terluas, yakni mencapai 80,02 ribu hektare.

Pada tahun 2024, pemerintah Indonesia mencatat penurunan signifikan dalam luas kebakaran hutan dan lahan pada periode Januari hingga Juni 2024. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Thomas Nifinluri mengungkapkan, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023, luas karhutla mengalami penurunan sebesar 3.719,9 hektare atau sekitar 7,2%.

Pada 2024, luas karhutla tercatat sebesar 47.282,37 hektare, yang terdiri dari 5.919,93 hektare lahan gambut dan 41.362,44 hektare lahan mineral.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *