Oleh: Fahreza Ahmad | PFI Aceh
Cam 4 merupakan gua vertikal sedalam 17 meter dimana sarang walet diproduksi secara alami di dinding-dinding dalam gua. Gua ini berada di pedalaman hutan Desa Kubu, Kecamatan Teunom, Aceh Jaya, Provinsi Aceh. Sekitar 4 jam berjalan kaki dari desa Kubu yang merupakan desa terakhir sebelum memasuki hutan.
Ada 9 laki-laki yang menjaga Cam 4. Mereka bertugas menjaga sarang burung walet dari pencuri dan predator alami. Setiap hari mereka berpatroli menyusuri gua, meniti batu-batu cadas licin dengan bantuan tali dan bambu.
Sebagai penerangan mereka menggunakan senter atau lampu petromak dan untuk hiburan sudah cukup memadai dengan permainan di telepon selulernya yang tentu saja tanpa sinyal yang bilamana baterainya habis akan di diisi ulang dengan cara disambungkan dengan baterai kering yang disusun seri melalui seutas kabel.
Sembilan orang penjaga gua bekerja secara bergiliran dan akan diganti dengan orang lain setiap dua minggu sekali. Kebanyakan dari mereka berasal dari Desa Kubu, sebuah desa berpenduduk 275 jiwa yang kebanyakan warganya bekerja sebagai petani.
Seperti semua gua walet yang ada di Aceh Jaya, Cam 4 merupakan milik Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya yang dikontrakkan kepada masyarakat melalui tender. Masa kontrak akan berlaku selama setahun untuk kemudian kembali dilakukan tender ulang.
Sarang burung walet merupakan salah satu pemasukan utama bagi Kabupaten Aceh Jaya. Selain Cam 4 ada beberapa gua lain di Kabupaten Aceh Jaya yang memproduksi sarang burung walet. Dalam setahun, produksi sarang burung walet alami di kawasan hutan Aceh Jaya mencapai 600 kilogram. Dengan harga jual yang mencapai 1,5 juta rupiah per kilo-nya, maka setiap tahunnya perdagangan sarang burung walet mendatangkan pemasukan yang mencapai nyaris 1 miliar rupiah. Dan itu belum dihitung peternakan walet buatan yang banyak terdapat di kawasan pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Aceh Jaya.
Namun, saat ini produksi sarang walet alami di Aceh Jaya semakin berkurang. Hal tersebut kebanyakan disebabkan oleh pola panen yang tidak sehat. Dalam setahun sarang walet alami di Aceh Jaya dipanen hingga enam kali. Itu menyebabkan burung walet menjadi tidak nyaman dan mencari lokasi lain untuk bersarang.