Oleh: Aditya Aji Saputra | PFI Bogor
Imlek tahun ini membawa harapan baru bagi para pemain barongsai dan liong di Kota Bogor.
Setelah vakum beberapa waktu lalu lantaran adanya pembatasan kegiatan masyarakat yang berimbas pada penampilan seni dan pertunjukan kini para pemain barong dan liong Kota Bogor kembali bangkit.
Tangan yang telah lama kosong itu terlihat erat memegang barongsai dan liog.
Tumpuan kaki membentuk kuda-kuda terlihat kokoh untuk menunjang seni pertunjukan.
Sore itu sekelompok remaja berkumpul di pelataran bangunan tua bekas pabrik kulit di sebuah perkampungan di tengah Kota Bogor berlatih tarian barongsai dan liong.
Mereka adalah para pemain barongsai dan liong dari Naga Merah Putih yang merupakan salah satu sanggar seni tari Barongsai dan Liong dari Pulau Geulis Kelurahan Babakan Pasar, Kota Bogor yang siap menyambut tahun baru imlek.
Bangkitnya dewa singa dan naga dari Pulau Geulis ini bersamaan dengan adanya tawaran untuk tampil diberbagai kegiatan yang ada dipusat perbelanjaran, perkantoran dan tempat publik lainya.
“kita kalau latihan setiap hari biasanya anak anak pada ngumpul jam 4 sore, menjelang imlek minimal 1 bulan sebelum imlek kita sudah mulai latihan karena menjelang imlek tawaran untuk pentas mulai dateng jadi kita latihan rutin untuk persiapan,” ujar ko Adi, seorang pelatih sekaligus pembimbing di perguruan Naga Merah Putih.
Ada 50 personel yang bergabung dengan klub sanggar seni ini dari latar belakang budaya dan agama yang berbeda.
Bukan sekedar pertunjukan ataupun latihan, dalam tarian barongsai dan liong ini pun memiliki simbol atau makna toleransi antar sesama.
Ko Adi bercerita ketertarikan pribumi terhadap seni tarian barongsai dan liong ini tumbuh dari rasa penasaran
“yang latihan anak anak kampung sini aja orang asli sini awal nya si cuma liat liat lama kelamaan mereka penasaran dan ahirnya ketagihan dan gabung sama perguruan ini,” katanya.
Meski sempat vakum selama pandemi namun Ko Adi mengatakan bahwa tim masih tetap solid latihan.