Oleh: Agung Supriyanto | PFI Yogyakarta
Balon udara tradisional Wonosobo merupakan sebuah tradisi turun menurun yang dilakukan masyarakat Wonosobo, terutama di Desa Kembaran, Kalikajar Wonosobo. Balon yang beraneka macam warna dan ukuran ini di terbangkan saat perayaan Hari Raya Idul Fitri, sebagai ungkapan suka cita masyarakat dan untuk menjalin silaturahmi warga sekitar.
Balon udara tradisional sendiri biasanya dibuat dari plastik atau kertas khusus yang dihias dengan warna warni dan motif yang cantik. Pembuatan balon udara tersebut tentunya tidak memakan waktu yang sebentar karena membutuhkan kreativitas, ketelitian dan kerjasama dari para pembuatnya.
Tradisi yang sudah menjadi destiasi wisata ini diikuti oleh puluhan peserta antar desa di Kabupaten Wonosobo. Warna-warni dan berbagai macam ukuran balon ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat maupun wisatawan yang datang.
Penerbangan Balon udara ini sudah mengikuti standar keamanan dari Otoritas penerbangan dan pihak keamanan. balon yang terbang di tambatkan dengan tali kurang lebih 100 meter. sehingga balon tidak terbang bebas di angkasa. Selain itu, untuk menerbangkan balon warga menggunakan tenaga asap dari pembakaran jerami atau serabut kelapa, sehingga balon yang terbang tidak membawa api ke atas. Tradisi ini sekaligus menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi daerah tersebut dan Wonosobo khususnya.
Panitia penyelenggara mengatakan festival ini diikuti 43 tim dari berbagai daerah di Kabupaten Wonosobo dan ada tiga tim dari Kabupaten Temanggung, sedikitnya ada 5.000 penonton menyaksikan festival balon udara ini. festival balon ini bertujuan untuk menyatukan komunitas balon udara di Kabupaten Wonososbo guna mencegah penerbangan balon liar.