Oleh: Fahreza Ahmad | PFI Aceh
Indonesia negara kepulauan yang terdiri dari lebih dari 17,000 pulau, merupakan salah satu jalur migrasi terpadat dunia bagi mamalia laut. Mulai dari paus, lumba-lumba hingga duyung. Dari 90 spesies mamalia laut yang ada di seluruh dunia, Indonesia memiliki 35 diantaranya.
Kendati demikian, mamalia laut yang terdampar di perairan dangkal pesisir pantai Indonesia juga bukannya hal yang tak pernah terdengar. Dari data yang dihimpun dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tercatat bahwa setiap tahunnya terdapat ratusan mamalia laut yang terdampar.
Tahun 2015 tercatat 103 mamalia laut terdampar di pesisir pantai Indonesia. Sedangkan tahun 2016 meningkat menjadi 255. Lalu pada 2017 sempat menurun menjadi 143. Dilanjutkan 154 dan 142 ekor pada tahun 2018 dan 2019. Serta sebanyak 107 mamalia laut yang terdampar sepanjang tahun 2020. Data terakhir Februari 2021, tercatat sudah 66 ekor mamalia laut yang terdampar.
Di Provinsi Aceh saja, sepanjang tahun 2016-2017 total ada 11 ekor paus yang terdampar di perairan dangkal pesisir pantai Aceh. Semuanya berjenis paus sperma yang merupakan salah satu hewan bertubuh paling besar di bumi yang panjangnya mencapai 18 meter dan bobot mencapai 57 ton. Dari jumlah tersebut enam ekor dapat dikembalikan ke perairan dalam sementara lima sisanya mati dengan bangkai mereka yang dikuburkan di lokasi pesisir pantai.
Mamalia laut yang terdampar di perairan dangkal hanya mampu bertahan selama satu hingga dua hari saja, sebelum gravitasi mulai mengambil alih kendali tubuh. Kemudian sinar matahari perlahan-lahan membakar tubuh mereka yang mengakibatkan dehidrasi. Lalu organ-organ tubuh lainnya mengalami disfungsi yang ditambah dengan tekanan bobot tubuh mereka, dan pada akhirnya akan menyebabkan kematian.
Dikutip dari Whale Stranding Indonesia (WSI), secara umum ada sebelas penyebab mamalia laut sampai tersesat ke daratan. Diantaranya terperangkap di perairan dangkal, penyakit, pemangsa, kebisingan, aktivitas perikanan, tabrakan kapal, polusi laut, gempa dasar laut, cuaca ekstrem, ganggang laut dan badai matahari.
Perubahan iklim juga tak bisa dikesampingkan karena menciptakan cuaca yang buruk yang menyebabkan gelombang tinggi dan perubahan suhu air.
Mamalia laut sangat penting bagi keseimbangan ekosistem laut karena mereka memberikan kontribusi yang signifikan bagi ekosistem di bumi dan manusia serta berbagai makhluk yang berasosiasi dengan mereka. Sebagai contoh, kotoran paus sperma yang berfungsi sebagai penyerap karbon di laut. Terganggunya populasi paus sperma dapat mengakibatkan pergantian predator utama yang akan mengacaukan rantai makanan. Mamalia laut yang sehat merefleksikan laut yang sehat.