Oleh: Septianjar Muharam / PFI Bandung
Masyarakat desa Cihideung, memiliki tradisi Irung-irung yang dilestarikan secara turun temurun. Tradisi tersebut digelar setahun sekali, tepatnya di bulan Oktober oleh masyarakat desa Cihideung yang mayoritas bekerja sebagai petani tanaman hias.
Tradisi Irung – irung adalah ungkapan rasa syukur atas sumber air yang berlimpah, serta tolak bala agar desa terhindar dari marabahaya dan mencegah mata air agar tidak rusak oleh masyarakat itu sendiri.
Irung – irung sendiri merupakan nama mata air yang berada di Cihideung. Namun pada masa lampau tradisi tersebut dinamakan “nyalametkeun solokan” yang berarti memelihara atau melestarikan mata air dan salurannya.
Pada saat itu masyarakat belum mengenal industry pertanian dan masih menanam padi untuk di konsumsi sendiri.
Tradisi ini dimulai dengan arak arakan masyarakat menuju mata air, sambil membawa sesajen dan seekor domba. Setelah arak arakan, masyarakat bersiap untuk melakukan ritual penyembelihan hewan yaitu seekor domba yang sudah disiapkan.
Sejumlah kokolot desa menggelar berdoa bersama dipinggir kolam mata air dan didepan nya telah siap domba yang sudah terbaring dan sesajen. Domba pun disembelih, darah nya sengaja dialirkan menuju mata air. Hewan yang sudah disembelih siap untuk dikuliti dan dimasak, hasilnya dibagikan kembali kepada masyarakat untuk dikonsumsi.
Selain ritual irung irung masyarakat juga menambahkan beberapa hiburan seperti tarian gadis diatas air. Tarian itu diakhiri atraksi air mancur yang dibuat oleh para penari. Tidak ketinggalan hiburan tradisional seperti kuda lumping dan sasapian, hiburan mistik seperti ini sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan masih dipertahankan.
Acara itu wajib diakhiri oleh bajidoran yang didatangkan dari subang sebagai hiburan terakhir masyarakat.
Serangkaian ritual tersebut selain untuk merawat tradisi nenek moyang juga sebagai media dalam meningkatkan kepedulian masyarakat menjaga kelestarian alam. Bagi masyarakat acara ini bukan sekedar ritual berterimakasih kepa Tuhan, juga sebagai ajang silaturahmi dan hiburan.