Silek, Rahim Dari Segala Gerak – Oleh: Ramadhani
Pada masa kolonial bercokol di tanah air, pasukan Belanda sulit menaklukkan kawasan Pauh dan Koto Tangah di Padang. Alasannya di sana banyak pendekar-pendekar tangguh. Irwandi, akademisi dan budayawan di Padang mengatakan Silek Pauh, sejatinya diciptakan untuk menghadang laju tentara kompeni. Jurus-jurusnya merupakan kombinasi dari semua jurus mematikan dari seluruh aliran silat yang ada di Minangkabau. Jurus-jurus itu kemudian menjadi sebuah aliran silat yang memang dirancang untuk berperang, membinasakan lawan.
Meski masih berselubung perdebatan, silat diyakini berasal dari pedalaman Sumatera, bumi Minangkabau jika ingin lebih spesifik. Silat atau Silek, kata yang jika ditilik lebih dalam tidak lain berarti cara membunuh dengan cepat. Walau para pendekar-pendekar adiluhung dari pedalaman Minangkabau berseloroh, jika silat hanyalah latihan olah tubuh, agar tak terpeleset saat meniti pematang sawah. Atau hanya keahlian yang diasah untuk menghindar dari hantaman tangkai sapu ibu yang sedang marah.
“Jurus dalam Silek berisi gerakan membunuh,” kata Muhajirin Tanjung Imam Nan Basa menukilkan kisahnya. Imam adalah pensiunan tantara, pendekar dan guru silat aliran Silek Tuo di sebuah kampung kecil di pinggiran Danau Maninjau. Selama menjadi tentara dia mempelajari banyak aliran beladiri dari berbagai negara yang juga diciptakan untuk membunuh. Imam mengeksplorasi tubuhnya, bereksperimen dengan ilmu bela diri. Pada usia yang mulai beranjak senja, ia sampai pada kesimpulan jika silat memanglah cara membunuh paling efektif. Selain fungsinya yang efisien untuk mematahkan lawan, silat merupakan ibu dari semua gerak dalam tradisi Minangkabau. Maestro tari Ery Mefri menuturkan jika seluruh gerak tubuh dalam tradisi Minangkabau berakar pada gerak silat. Pencak atau pencak silat yang diperlombakan di ajang -ajang olahraga adalah gerakan-gerakan silat yang dimodifikasi dan diperindah agar terlihat dan menghibur. Dalam istilah Minangkabau gerakan-gerakan ini disebut bunga silat atau Mancak. Bunga-bunga silat inilah yang terus dikembangkan sesuai kebutuhan. Gerakan ini bisa lesap dalam tari dan bisa menjadi bagian dari pertunjukan tradisi hingga yang kontemporer.
#RANA #PEWARTAFOTOINDONESIA