Hura Hore Horeg

4

Image 4 of 10

Oleh: Fully Syafi | PFI Malang

Bisnis truk hiburan keliling sound horeg tengah booming di Jawa Timur. Namun dengan tingkat kebisingan hingga 130 desibel, sound horeg memicu kontroversi antara warga yang setuju dan tidak setuju dengan hiburan yang menggetarkan telinga ini.

Seni hiburan  sound horeg yang sangat meriah ini merujuk pada fenomena penggunaan sistem audio berskala besar dan bervolume ekstrem yang menciptakan dentuman bass kuat hingga menimbulkan getaran. Meskipun dianggap meriah oleh sebagian masyarakat, fenomena ini menimbulkan kontroversi dan menuai banyak kritik karena dampak negatifnya. 

Istilah “horeg” berasal dari bahasa Jawa yang berarti ‘bergetar’. Fenomena ini berawal di Malang sekitar tahun 2014, semakin populer setelah pandemi, dan menyebar ke berbagai daerah di Jawa Timur dan sekitarnya, seperti Blitar, Kediri, dan Banyuwangi. 

Susunan speaker dengan jumlah minimal 8 hingga 36 subwoover terpasang di truk yang telah dimodifikasi untuk dudukan speaker serta di padu dengan  lampu strobo, laser dan panel LED. Saking lebarnya, truk-truk itu nyaris tidak muat saat melintasi jalanan desa. Umumnya hiburan sound horeg diadakan di desa desa di wilayah kabupaten, setelah pemerintah kota Malang melarang aktivitas karnaval sound horeg.           

Sejak bulan Agustus hingga akhir Nopember, agenda karnaval sound horeg mulai berlangsung di desa desa wilayah kabupaten Malang. Setiap RT/RW biasanya telah menyiapkan acra ini sejak setahun sebelumnya. Setiap warga di setiap RT melakukan. iuran sepanjang tahun untuk terlaksananya karnaval ini. Iuran yang bisa mencapai 300 juta hingga 1 miliar ini digunakan untuk menyewa sound beserta kru, membayar penari yang biasanya dilakukan oleh pemuda karang taruna dan segala kebutuhan lainnya.

Saat karnaval, truk sound horeg akan berjalan di jalan desa dengan rute yang telah ditentukan. Bagi yang tidak mendukung karnaval sound ini biasanya akan mengungsi untuk sementara waktu, sedangkan yang menyukai, karnaval ini menjadi hiburan yang paling ditunggu tunggu. Sejumlah rumah yang dilintasi truk sound horeg biasanya akan memasang isolasi besar pada kaca rumah untuk menahan getaran suara untuk menghindari kaca pecah. Setiap truk dilengkapi generator besar berbahan bakar solar yang dayanya mampu menerangi hingga 10 rumah. Generator inilah yang menghidupkan sound horeg dengan tingkat kebisingan bisa mencapai lebih dari 130 desibel, setara dengan volume bor  beton, pesawat lepas landas atau sirine ambulan.

Menurut WHO, paparan kebisingan di atas 70 dB secara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kerusakan pendengaran. Ambang batas yang ditetapkan oleh berbagai standar (termasuk referensi dari WHO) menunjukkan bahwa paparan lebih dari 85 dB selama 8 jam kerja per hari dapat berdampak negatif pada pendengaran, sehingga penggunaan pelindung telinga di area dengan tingkat kebisingan tinggi sangat direkomendasikan. 

Di kabupaten  Malang, karnaval sound horeg diadakan hampir setiap akhir pekan di berbagai wilayah di kabupaten Malang. Permintaan penyewa kepada perusahaan sound untuk menyajikan suara yang menggelegar  menjadi hal utama agar karnaval semakin meriah.  Hal ini memicu persaingan antar perusahaan sound dan desa penyewa sound untuk menghasilkan suara paling horeg.  Saat karnaval berlangsung, masing masing truk sound horeg bersaing dengan truk lainnya dengan menyajikan suara menggelagar dan pencahayaan LED dan laser indah sebagai daya tarik.

Keberadaan sound horeg yang populer di Jawa Timur dan Jawa Tengah memicu perpecahan dan ketegangan antara para pendukung dan penentangnya, tidak jarang berujung bentrokan. Hal ini memicu dikelaurkannya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur No. 1 Tahun 2025 yang  menyatakan penggunaan sound horeg haram jika berisiko menimbulkan mudarat seperti volume suara berlebihan yang merusak kesehatan pendengaran, mengganggu ketertiban umum, merusak fasilitas, serta mengandung unsur kemaksiatan. Namun, penggunaan sound horeg boleh dilakukan untuk kegiatan positif (seperti pernikahan, pengajian, dan selawatan) dengan syarat volumenya wajar, tidak mengganggu pihak lain, dan steril dari hal-hal yang haram.  Menurut MUI Jatim, acara sound horeg kerap diwarnai kegaduhan akibat orang-orang yang mabuk, serta penari dengan busana minim yang dianggap tidak pantas.

Didesa yang jauh dari akses hiburan, sound horeg menjadi hiburan karnval yang bisa diselenggarakan secara legal. Pada 6 Agustus lalu, pemprov Jatim mengeluarkan peraturan batas tingkat kebisingan 120 desibel bagi sound horeg yang tidak bergerak, seperti pada konser, dan 80 desibel jika ditempatkan di atas truk saat parade. Dengan segala kontroversinya karnaval rnaval sound horeg melahirkan kemeriahan dengan bumbu kompetisi . Bagi para pemilik dan komunitas sound system, acara semacam ini adalah ajang untuk memamerkan kualitas peralatan, kreativitas dalam merakit, dan kemampuan operator mereka. Bagi komunitas penyewa sound, melahirkan kompetisi antar peserta karnaval untuk menyajikan penrtunjukan tarian dan kostum karnaval yang menarik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *