Kanjuruhan Belum Usai

Oleh: Hayu Yudha Prabowo | PFI Malang

Genap satu tahun berlalu, duka mendalam masih tersimpan dalam raga jiwa-jiwa yang ditinggalkan korban Tragedi Kanjuruhan Malang. Bara api perjuangan masih belum meredup, membuncah di hati mereka yang tidak merasakan keadilan. 

Meski tidak sesering dulu, aksi-aksi menuntut keadilan oleh sebagian suporter, mahasiswa bersama keluarga korban masih kerap berlangsung. Dinding tembok di sudut-sudut kota Malang Raya juga masih bersuara.

Berbagai mural, wheatpaste poster sebagai bentuk lain perjuangan menuntut keadilan Tragedi Kanjuruhan masih terlihat. Gerakan Senirupa jalanan yang banyak memvisualkan bagaimana tragedi yang menewaskan 135 suporter dan menyebabkan ratusan lainnya luka-luka itu bertebaran.

Seperti ketika melintasi kawasan Kayutangan Kota Malang, tepatnya di dekat monumen Chairil Anwar dan Simpang Empat Rajabali. Dinding-dinding tembok bangunan jadi kanvas jalanan yang memajang kisah pilu korban sekaligus perlawanan.

Pemandangan yang sama juga terlihat di jalan Jalan Sunan Kali Jaga, Jalan Gajayana dan Jalan Kolonel Sugiono Kota Malang, sejumlah titik di Kota Batu dan saksi bisu Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Fenomena itu lantas menarik minat saya untuk menggabungkan foto-foto peliputan saat Tragedi Kanjuruhan terjadi dengan foto-foto mural dan wheatpaste poster dengan teknik dyptich.

Foto-foto ini saya ambil dalam kurun waktu satu tahun terakhir, untuk kembali membagikan kisah sejarah kelam sepak bola Indonesia yang proses hukumnya dirasa masih jauh dari kata keadilan. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *